TEMUANRAKYAT – Aku mencintaimu dik sebuah pernyataan kilat yang dihasilkan dari proses perjalanan panjang dalam melegitimasi suatu peran dari perkenalan hingga pernyataan itu disabdakan. Secara simultan, seorang adik (sebutan kiasan bagi seorang perempuan dalam persoalan asmara) harus mengonfirmasi pernyataan itu dengan singkat dan lugas.
Mungkin, jika diuraikannya secara melebar, alhasil kesimpulan yang harus diambil adalah satu kata dan tidak boleh berlebihan, seperti kata “iya” atau minimal anggukan kalcer sebagai takwilan pengganti kata iya.
Seorang Mas (sebutan kiasan bagi laki-laki dalam persoalan asmara) harus dan wajib merasakan momen sakral itu dengan jawaban yang singkat dan konfirmasi yang jelas. Hal ini menunjukkan peran si Mas agar terarah dan memiliki partisipasi moral terhadap sang Adik. Jika pernyataan itu tidak diindahkan dengan baik, maka alamat sisi lain Mas akan muncul tiba-tiba dan menepis keindahan yang lahir dari proses panjang menjadi suatu kesempatan untuk menyerang Adik.
Perlahan seperti split bill-lah, tagihan jajan dari awal pertemuan sampai titik pernyataan itu sering diungkit. Makanya, Adik harus hati-hati.
Selain persoalan asmara, Mas paling paham persoalan realitas kehidupan dibanding orang tua ataupun guru yang pernah ngajarin sesuatu dalam kelas dalam satu semester. Sekalipun dalam urusan tetek-bengek kehidupan ini, percayalah sama Mas, dan Mas akan menyelesaikan semuanya dengan solusi jitu, entah itu mengambil referensi dari buku sebagai Mas yang akademik, atau referensi realitas rasional sebagai Mas yang praksis.
Pendekatan teori bahkan yang non-teori seorang Mas sudah bisa merealisasikannya tanpa hafalan maupun bacaan harian. Semuanya gampang bagi Mas, tinggal Adik percaya saja.
Makanya tak ayal lagi, jika diberikan pangkat kedudukan, pangkat seorang Mas itu menduduki tahta paling tinggi dan tidak akan mungkin tergeser. Dia telah menjelma maha Tuhan yang ada di bumi, sangat muskil untuk menjadi tandingan dan saingan selain Mas itu sendiri. Muara kehidupan ada di tangan Mas, solusi persoalan hidup ada di Mas, bahkan sandaran paling hangat (katanya) adalah sandaran Mas.
Itulah mengapa seorang Adik lebih percaya sama Mas daripada kehidupan dia sendiri, karena Mas sudah mengambil alih semuanya. Waw! wawasan Mas dan pangkatnya ini sungguh luar biasa, bahkan perannya pun bukan main-main, apalagi persoalan asmara sangat mudah bagi seorang Mas itu.
Jika menilik hal itu, seorang Adik harus lebih waspada dan peka agar Mas tidak menimbulkan riak tambahan yang dihasilkan dari jawaban pernyataan awal tidak dikonfirmasi dengan baik. Al hasil, seorang Mas akan melancarkan siasat yang lebih berbahaya dan mencekam.
Itulah mengapa Adik harus menentukan bentuk keanggunan dan halusnya etika agar seorang Mas tidak kecewa, bukan tak apa, hal ini seorang Mas sensitivitasnya tinggi dan lebih melancarkan gengsi, alih-alih apa adanya. Bagi seorang Mas, harga diri Mas adalah fondasi utama, hal yang harus dimaklumi oleh Adik. Syahdan, itulah buktinya.
Sebetulnya Mas adalah orang baik, dia hanya terlahir sebagai bagian yang menduduki populasi orang-orang cerdik dalam realisasi aksi-aksi menarik di hadapan Adik, seperti suguhan anekdot yang udah pernah didengar sebelumnya dan di depan Adik harus dirasa baru, atau pura-pura ngajak joging bareng biar dikira jogging date.
Yah, begitulah, emang tujuannya membuat kagum Adik, itu saja kok. Bahkan, seorang Einstein yang jeniuspun jika disuruh untuk menunjukkan aksi yang menarik masih perlu bimbingan khusus dari seorang Mas yang pakar di dunia genderisasi ini. Polanya sudah melebihi orang jenius, dia mungkin sudah mirip Sasuke di anime Naruto yang di cap sebagai karakter paling tampan di sektor anime. Bukankah Mas yang begini sudah wah sekali toh?
Jika dipakai bahasa eufimis, Mas ini bisa didewakan seperti dewa-dewa Yunani Kuno, Dewa Hermes yang dikenal kecepatannya dalam mengirim pesan, Mas bisa fast respon memberi kabar, bahkan sebelum ditanya Mas sudah memberi kabar duluan. Dewa Ares dikenal Dewa Perang, bahkan seorang Mas bisa siaga dan jago gulat, kendatipun gulatnya masih gulat ala-ala karakter game yang baku hantamnya saja disangka serius, tapi validasinya kuat dari Adik.
Tapi, yakinlah, posisi Mas itu juga keadaan keringat dingin karena lupa belum ikut kursus Taekwondo dahulu sebelum direalisasikan. Secara simultan, tindakan itu terkadang masih belum dituliskan oleh Malaikat Rakib dan Malaikat Atid karena masih dirasa. bimbang apakah ini terhitung baik ataupun buruk. Tapi ringkasnya, seorang Mas ini sangat luar biasa di depan Adik.
Itulah, mengapa seorang Adik tanpa pikir panjang harus memberikan konfirmasi yang baik kepada Mas, agar keunikan-keunikan Mas tetap tersalurkan kepada Adik. Bahkan, seorang Adik pun perlu mempelajari banyak hal, karena dia sudah melewati fase berat untuk seorang Adik. Doakan saja dia, walaupun doanya mungkin menurutnya diterima, tapi sebelum berdoa dia sudah tirakat banyak. Mas itu begitu, sepertinya itu bertahan dalam waktu-waktu tertentu.
*Penulis memiliki nama pena Darby (Penikmat Hal Remeh).