TEMUANRAKYAT, JAKARTA – Ketua Umum Jember Berdikari, Abdul Imam, melayangkan kritik tajam terhadap kondisi kepemimpinan di Kabupaten Jember. Menurutnya, keretakan hubungan antara Bupati dan Wakil Bupati Jember telah menciptakan situasi yang tidak sehat bagi jalannya pemerintahan.
“Ketika dua pemimpin tertinggi daerah tidak sejalan, yang paling dirugikan adalah masyarakat. Kami menilai perlu adanya sikap dewasa dan kenegarawanan dari kedua belah pihak demi kepentingan rakyat Jember,” ujar Abdul Imam kepada temuan rakyat di Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Jember Berdikari, sebagai organisasi yang fokus pada pembangunan daerah dan penguatan partisipasi publik, menilai bahwa ketegangan internal antara Bupati dan Wakilnya bukan hanya mencoreng etika pemerintahan, tetapi juga mengganggu kesinambungan kebijakan strategis di berbagai sektor.
Menurut Abdul Imam, apabila ketidakharmonisan ini terus berlanjut tanpa penyelesaian yang jelas, bukan tidak mungkin Jember akan mengalami stagnasi dalam banyak aspek, mulai dari tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, hingga pelaksanaan proyek-proyek prioritas.
“Kami mendorong agar DPRD Jember, tokoh masyarakat, dan elemen sipil lainnya turut mengambil peran dalam mendorong rekonsiliasi atau setidaknya memperjelas arah kepemimpinan ke depan. Rakyat tidak bisa terus menunggu di tengah tarik-menarik kepentingan politik,” tegasnya.
Jember Berdikari juga membuka ruang dialog terbuka untuk semua pihak guna membahas masa depan tata kelola Jember secara lebih konstruktif dan solutif.
Imam menegaskan bahwa ketidakharmonisan ini berisiko mengganggu kelancaran layanan kepada masyarakat serta menghambat realisasi berbagai program pembangunan di daerah tersebut. Ia menyiratkan bahwa perseteruan di pucuk pimpinan dapat berdampak negatif secara langsung terhadap efektivitas birokrasi dan kesejahteraan warga Jember, tutup Imam.