Temuanrakyat.com, Jakarta – Pemerintah Israel secara resmi menutup seluruh sekolah yang dikelola oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Yerusalem Timur dan sejumlah wilayah pendudukan lainnya. Keputusan ini menyusul undang-undang baru yang melarang aktivitas UNRWA di wilayah yang diklaim oleh Israel.
Pada Oktober 2024, Knesset (parlemen) Israel mengesahkan dua undang-undang yang melarang operasi UNRWA di Israel dan wilayah yang didudukinya, serta melarang otoritas Israel melakukan kontak apa pun dengan badan tersebut. Undang-undang itu mulai berlaku pada 30 Januari.
Pihak berwenang Israel memerintahkan sekolah-sekolah di kamp pengungsi Shu’fat untuk ditutup paling lambat 8 Mei, dengan alasan tidak memiliki izin. Berdasarkan perintah tersebut, tidak seorang pun akan diizinkan masuk ke sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, dan staf lainnya.
Penutupan ini menandai berakhirnya operasi UNRWA di wilayah tersebut setelah lebih dari 70 tahun memberikan layanan pendidikan dan bantuan kemanusiaan kepada jutaan pengungsi Palestina. Pemerintah Israel menuduh UNRWA memiliki keterkaitan dengan kelompok militan Hamas, tuduhan yang dibantah keras oleh UNRWA dan sejumlah negara donor.
Akibat dari penutupan ini, lebih dari 600.000 anak-anak Palestina kehilangan akses pendidikan formal. Puluhan sekolah rusak atau hancur akibat konflik berkepanjangan, sementara layanan dasar seperti air bersih, kesehatan, dan distribusi makanan yang sebelumnya disediakan UNRWA kini terhenti.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyampaikan keprihatinan mendalam dan menyerukan Israel untuk menghormati kewajiban hukum internasional. Sementara itu, Mahkamah Internasional (ICJ) tengah memproses permintaan pendapat hukum atas legalitas tindakan Israel terhadap lembaga-lembaga internasional di wilayah Palestina.
Kondisi kemanusiaan di Gaza kini disebut mencapai titik kritis. Organisasi-organisasi internasional memperingatkan bahwa penghentian operasi UNRWA dapat memperparah krisis kemanusiaan dan mengancam masa depan generasi muda Palestina yang semakin terpuruk akibat perang dan ketidakstabilan.