Menu

Mode Gelap
 

Opini · 7 Mei 2025 16:03 WIB ·

Implementasi Design Thinking dalam Materi Energi Alternatif


 Implementasi Design Thinking dalam Materi Energi Alternatif Perbesar

TEMUANRAKYAT, OPINI – Dunia selalu mengalami perkembangan yang bersifat dinamis, hal ini juga berpengaruh pada pendidikan, dunia pendidikan tidak berada dalam keadaan statis tetapi pendidikan harus bersifat dinamis.

Perkembangan dunia menunjukkan bahwa pendidikan menuntut setiap guru maupun peserta didik untuk memiliki kemampuan berinovasi dan memecahkan masalah secara kreatif. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu kemampuan berinovasi dan memecahkan masalah yaitu Design Thinking.

Penerapan pendekatan ini tergolong sedikit, dalam dunia pendidikan karena dalam penerapannya memerlukan waktu, sumber daya dan partisipasi aktif dari berbagai pihak. Padahal pola pikir dalam Design Thinking yang berpusat pada pemahaman pengguna, menantang asumsi serta lima tahapannya yaitu, emphatize, define, ideate, prototype, dan test tentu akan menjadi solusi yang efektif dan relevan dalam perkembangan dunia pendidikan.

Di era globalisasi ini banyak permasalahan yang muncul diantaranya keberlanjutan dan tantangan perubahan iklim, pencarian sumber energi alternatif menjadi semakin krusial. Permasalahan materi energi alternatif terdapat dalam salah satu pembahasan di jenjang sekolah menengah atas tepatnya pada kelas 12.

Proses belajar dapat menerapkan pendekatan Design Thinking agar membantu peserta didik untuk memahami secara mendalam dan memecahkan masalah. Materi yang disampaikan adalah energi alternatif. Tujuan pembelajaran yaitu membantu peserta didik agar dapat menganalisis kelangkaan energi di berbagai daerah di indonesia dan memberikan solusinya.

Proses belajar dilakukan melalui tahapan yaitu emphatize, ada lima tahapan yang sebenernya akan relevan untuk digunakan, tahap awal ini berfokus pada pemahaman mendalam tentang masalah yang ingin dipecahkan melalui sudut pandang pengguna atau pihak yang terlibat. Pada tahap ini guru dapat memberikan tayangan video tentang kelangkaan energi di Indonesia kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpendapat mengenai video yang telah ditonton agar peserta didik memahami permasalahan yang didapatkan.

Tahap kedua, Define yaitu menganalisis dan mensintesis temuan-temuan tersebut untuk mendefinisikan secara jelas masalah yang spesifik dan terfokus. Guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih salah satu provinsi di Indonesia kemudian peserta didik menganalisis kelangkaan di provinsi yang telah dipilih dan menganalisis energi alternatif yang dapat dikembangkan.

Setelah menganalisis, satu sama lain melakukan diskusi kelompok terkait hasil temuan yang didapatkan dan menyimpulkan bahwa masalah kelangkaan energi itu nyata dan potensi solusi yang diberikan juga banyak ditemukan di berbagai daerah.

Tahap ketiga, ideate yaitu menghasilkan ide solusi kreatif untuk mengatasi masalah yang telah didefinisikan. Guru memberikan pengarahan pada satu solusi yaitu briket arang kelapa. Guru memberikan video mengenai cara membuat briket. Selanjutnya, peserta didik dapat berdiskusi untuk merumuskan langkah-langkah, alat dan bahan, desain bentuk briket dan kemasannya.

Tahap keempat, Prototype yaitu Ide-ide yang paling menjanjikan kemudian diwujudkan dalam bentuk prototipe. Prototipe ini bisa berupa representasi sederhana, seperti sketsa, model fisik, storyboard, atau simulasi interaktif, tahapan keempat ini, guru memberikan petunjuk secara garis besar mengenai pembuatan briket. Guru memberikan waktu dan tempat untuk peserta didik membuat briket kelapa sesuai dengan desain yang telah direncanakan.

Tahap kelima, Test yaitu menguji prototipe kepada pengguna atau pihak terkait untuk mendapatkan umpan balik. Pada tahap ini guru dan peserta didik melakukan uji kelayakan briket kelapa yang telah dibuat. Guru juga dapat menerapkan gallery walk di tahap ini, agar setiap peserta didik dapat memberikan penilaian terhadap hasil kelompok lain.

Pendekatan Design Thinking untuk materi energi alternatif kelas 12 ini menawarkan pendekatan yang inovatif dan relevan teori, tetapi terlibat aktif dalam mengidentifikasi masalah kelangkaan energi di Indonesia dan mengembangkan solusi konkret, seperti pembuatan briket arang kelapa. Proses ini memberdayakan peserta didik untuk berpikir kritis, berkolaborasi, berkreasi, dan mengkomunikasikan ide-ide mereka secara efektif.

Pendekatan Design Thinking menanamkan keterampilan abad ke-21 dalam menghadapi tantangan masa depan. Proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan berorientasi pada pemecahan masalah ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, mendorong inovasi, dan menginspirasi generasi muda untuk menjadi agen perubahan dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih baik bagi Indonesia dan dunia.

*Penulis adalah Nadia Safitri, Mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Negeri Jakarta.

*Tulisan dari Nadia Safitri tidak mewakili pandangan dari redaksi temuanrakyat

Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Air Liur Direktur Smart Pamekasan untuk Pasien Gagal Ginjal

16 Juni 2025 - 14:16 WIB

Kabupaten Sampang Tidak Akan Maju Jika Hoax dibiarkan Mengakar di Tengah Masyarakat

2 Juni 2025 - 22:17 WIB

RUU TNI di Sahkan DPR-RI: Sebagai Rakyat, Demokrasi Harus apa?

7 April 2025 - 23:15 WIB

THR & Ormas: mengamankan atau meresahkan?

31 Maret 2025 - 04:17 WIB

Trending di Opini