TEMUANRAKYAT, JAKARTA – Suasana Bundaran Hotel Indonesia (HI) di jantung Ibu Kota Jakarta, Minggu pagi (17/8), menjadi saksi sejarah lahirnya sebuah ikrar kebangsaan dari ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) Se-Nusantara. Sebanyak 3.749 mahasiswa dari Sabang hingga Merauke secara serentak mendeklarasikan komitmen menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekaligus memperkuat nasionalisme generasi muda dalam momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Deklarasi ini tidak hanya dimaknai sebagai seremoni, melainkan juga refleksi akademik, konsolidasi kebangsaan, sekaligus penegasan peran mahasiswa NU sebagai agen perubahan bangsa. Kehadiran mahasiswa dalam jumlah besar itu menjadi simbol bahwa energi kebangsaan generasi muda terus mengalir, sejalan dengan cita-cita founding fathers dalam menjaga kedaulatan Indonesia.
Titik Awal Gerakan Mahasiswa Menyongsong 2045
Dalam orasinya, Achmad Baha’ur Rifqi, selaku Presidium Nasional BEM PTNU Se-Nusantara, menekankan pentingnya momentum ini sebagai fondasi dalam menyiapkan generasi emas Indonesia 2045. Ia menegaskan bahwa mahasiswa bukan sekadar pelengkap pembangunan nasional, melainkan mitra kritis sekaligus konstruktif bagi pemerintah dalam merawat kedaulatan dan memastikan keadilan sosial.
“Sebagai representasi mahasiswa PTNU dari Sabang sampai Merauke, kami menegaskan bahwa 3.749 mahasiswa yang hadir hari ini siap menjadi mitra kritis-konstruktif pemerintah, terutama dalam memperkuat kedaulatan bangsa dan menumbuhkan kesadaran nasionalisme berbasis ilmu pengetahuan, inovasi teknologi, serta spiritualitas kebangsaan,” ujarnya lantang.
Menurutnya, era bonus demografi 2045 menuntut generasi muda tidak hanya memiliki kecerdasan akademik, tetapi juga kepekaan sosial, jiwa kepemimpinan, serta orientasi kebangsaan yang kuat. Mahasiswa PTNU, kata Rifqi, siap berdiri di garda terdepan untuk menjawab tantangan itu.
Pokok-Pokok Komitmen Deklaratif
Dalam deklarasi yang dibacakan bersama di hadapan publik, para mahasiswa menegaskan tiga poin utama sebagai garis besar perjuangan mereka:
1. Menjaga keutuhan dan ideologi NKRI dengan memperkuat wawasan kebangsaan serta literasi geopolitik di kalangan generasi muda.
2. Menguatkan jejaring kolaborasi mahasiswa NU Se-Nusantara sebagai basis konsolidasi nasional untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
3. Menegaskan fungsi mahasiswa sebagai kontrol sosial dan akademik, guna memastikan pembangunan nasional berjalan sesuai prinsip keadilan, keberlanjutan, serta nilai-nilai Pancasila.
Tiga pokok komitmen tersebut menjadi pedoman perjuangan mahasiswa PTNU yang akan terus ditindaklanjuti melalui forum-forum akademik, kajian ideologis, hingga aksi nyata di tengah masyarakat.
Bundaran HI, Simbol Modernitas dan Ruang Publik
Pemilihan Bundaran HI sebagai pusat deklarasi bukan tanpa alasan. Bagi mahasiswa NU, ikon kota Jakarta tersebut merepresentasikan episentrum modernitas nasional sekaligus keterbukaan ruang publik bagi partisipasi generasi muda. Dengan latar gedung-gedung pencakar langit yang menjadi simbol kemajuan, para mahasiswa ingin menegaskan bahwa nasionalisme tidak hanya berbicara pada ranah sejarah, tetapi juga tentang masa depan.
Bundaran HI juga dipandang sebagai titik temu berbagai elemen masyarakat, dari beragam latar belakang sosial, budaya, dan daerah. Dengan berkumpul di ruang publik ini, mahasiswa PTNU Se-Nusantara ingin menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan kelemahan, dalam merajut persatuan Indonesia.
Dari Deklarasi Menuju Aksi Nyata
Tidak berhenti pada pernyataan sikap, BEM PTNU Se-Nusantara merencanakan tindak lanjut berupa serangkaian agenda strategis. Di antaranya adalah penyelenggaraan kajian ideologis lintas kampus, forum ilmiah nasional, serta inisiatif kolaboratif di bidang teknologi, ekonomi, pendidikan, dan sosial-budaya. Seluruh program itu dirancang untuk menjadi bentuk kontribusi nyata mahasiswa NU terhadap kemajuan bangsa.
Rifqi menambahkan bahwa aksi lanjutan ini akan dijalankan dengan pendekatan kolaboratif, inovatif, dan berkelanjutan, agar mahasiswa tidak hanya hadir sebagai pengkritik, tetapi juga sebagai pencetus solusi. “Kami ingin membuktikan bahwa nasionalisme generasi muda hari ini bisa diwujudkan dalam karya, inovasi, dan kepemimpinan yang membangun bangsa,” tegasnya di jakarta (17/8).
Meneguhkan Spirit Kebangsaan di Era Pemerintahan Baru
Momentum deklarasi ini juga bertepatan dengan fase baru perjalanan bangsa, di mana pemerintahan hasil Pemilu 2024 mulai menjalankan program strategis pembangunan. Bagi mahasiswa PTNU, sinergi dengan pemerintah tidak berarti kehilangan sikap kritis. Sebaliknya, peran mahasiswa tetap menjadi penyeimbang untuk memastikan arah pembangunan sesuai cita-cita kemerdekaan.
Dalam catatan sejarah, mahasiswa selalu memiliki peran penting sebagai motor perubahan, mulai dari pergerakan 1908, sumpah pemuda 1928, hingga reformasi 1998. Kini, di usia ke-80 Republik Indonesia, estafet peran itu diteruskan oleh generasi mahasiswa yang tumbuh dalam era digital, globalisasi, dan disrupsi teknologi.
Generasi Muda sebagai Pilar NKRI
Deklarasi yang dihadiri ribuan mahasiswa ini sekaligus menjadi pesan moral bagi seluruh generasi muda Indonesia. Bahwa cinta tanah air bukan hanya jargon, melainkan tanggung jawab kolektif untuk menjaga persatuan, merawat keberagaman, dan memastikan masa depan bangsa tetap tegak di atas nilai Pancasila.
Sebagaimana ditegaskan dalam salah satu butir komitmen, mahasiswa NU ingin memperkuat literasi geopolitik agar generasi muda tidak mudah terpengaruh oleh arus global yang berpotensi merusak identitas kebangsaan. Melalui pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat, mereka siap mengawal Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
Deklarasi 3.749 mahasiswa BEM PTNU Se-Nusantara di Bundaran HI bukan hanya perayaan simbolis HUT RI ke-80, melainkan manifestasi nyata dari spirit kebangsaan generasi muda. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen kebangsaan yang kuat, mahasiswa NU menegaskan diri sebagai bagian penting dalam perjalanan Indonesia menuju era emas 2045.
Di tengah berbagai tantangan global, mulai dari krisis geopolitik, perubahan iklim, hingga revolusi digital, mahasiswa Indonesia dituntut hadir sebagai agen solusi. Dan dari Jakarta, tepat di Bundaran HI, gema deklarasi mahasiswa PTNU Se-Nusantara hari ini mengingatkan seluruh anak bangsa bahwa menjaga NKRI adalah amanat sejarah yang tidak boleh berhenti diwariskan dari generasi ke generasi.