Menu

Mode Gelap
 

Lifestyle · 3 Jul 2025 22:18 WIB ·

Body Communication Resonance: Jalan Pulang ke Tubuh dan Jiwa yang Lebih Utuh


 Body Communication Resonance: Jalan Pulang ke Tubuh dan Jiwa yang Lebih Utuh Perbesar

TEMUANRAKYAT, JAKARTA – Di tengah ritme hidup yang serba cepat dan penuh tekanan, tak sedikit orang merasakan kelelahan fisik maupun emosional tanpa tahu pasti penyebabnya. Tubuh terasa penat, pikiran penuh, dan hati terasa kosong. Berangkat dari kegelisahan ini, hadir sebuah pendekatan holistik bernama Body Communication Resonance (BCR) yang menawarkan jalan untuk kembali menyatu dengan tubuh dan berdamai dengan diri.

BCR bukan sekadar metode penyembuhan fisik, tetapi ajakan untuk kembali hadir secara utuh mendengarkan tubuh, menyentuhnya dengan penghargaan, serta melepaskan beban emosional yang kerap tersembunyi di balik kesibukan harian. Terapi ini dikenal melalui pendekatan yang lembut dan reflektif, mengajak individu menyadari bahwa tubuh menyimpan memori, emosi, hingga potensi yang sering kali terlupakan.

“Banyak orang hidup dalam tubuhnya, tetapi tidak benar-benar hadir di dalamnya,” ujar dr. Dhavid Avandijaya Wartono, Founder BCR. “BCR mengajak kita untuk mendengarkan apa yang tubuh coba katakan lewat napas yang terengah, ketegangan di leher, hingga letih yang tidak kunjung reda.” Lanjutnya.

Melalui sentuhan sadar, kehadiran penuh, dan pertanyaan reflektif, sesi BCR membuka ruang aman bagi tubuh untuk melepas ketegangan yang selama ini dianggap biasa. Hasilnya pun dirasakan nyata oleh banyak peserta. Tak sedikit yang melaporkan tidur lebih nyenyak, napas terasa lega, hingga berani menangis untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun menahan luka batin.

Tak hanya bermanfaat bagi individu, BCR juga memiliki dampak besar dalam hubungan keluarga. Dengan kehadiran yang lebih tenang dan sadar, orang tua dapat menjadi pendengar yang lebih lembut dan empatik. Anak-anak pun merasa lebih aman dan bebas mengekspresikan diri. Hal ini memperkuat dinamika keluarga yang sehat dan penuh kasih.

Dalam konteks pendidikan dan pengasuhan, BCR juga membantu pendidik dan orang tua mengelola stres serta membangun ruang belajar yang aman dan suportif. Ketika orang dewasa hadir dengan ketenangan, anak akan belajar tentang penerimaan dan keberanian menjadi diri sendiri.

“BCR bukan hanya soal menyembuhkan tubuh, tetapi membangun kembali hubungan yang harmonis antara tubuh, pikiran, dan jiwa,” tambah fasilitator BCR. “Ini adalah perjalanan pulang ke rumah sejati: tubuh kita sendiri.”

Kini, sesi dan kelas BCR tersedia dalam format online maupun offline, dipandu oleh fasilitator bersertifikat. Peserta akan diajak mempraktikkan cara sederhana untuk kembali hadir, mendengarkan tubuh, dan memulihkan keseimbangan diri secara alami.

Di tengah kesibukan yang menguras energi, BCR mengingatkan kita bahwa tubuh adalah rumah yang tak pernah pergi, namun sering terabaikan. Mungkin sudah waktunya untuk pulang dengan tenang, sadar, dan penuh kasih.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Tanpa Teguran, Langsung Dipecat! Akhmad Rasul Bongkar Kejanggalan Dewan Pendidikan Sampang

22 Juli 2025 - 19:59 WIB

Firdha Wakili Tangsel dalam Program Volunteer Internasional di Malaysia

21 Juli 2025 - 00:42 WIB

Mahasiswa Jambi di Jakarta Bahas Perdagangan Digital dan Masa Depan Ekonomi Nasional

20 Juli 2025 - 21:40 WIB

Tingkatkan Literasi Pajak, FH YARSI Adakan Penyuluhan di SMAN 36 Jaktim

19 Juli 2025 - 01:30 WIB

Dugaan Kriminalisasi Pejuang Adat, HMI Sumut Desak Evaluasi Polres Simalungun

19 Juli 2025 - 01:25 WIB

Harga Emas Melaju Kuat Didukung dengan Gejolak Politik AS

17 Juli 2025 - 10:17 WIB

Trending di International